Sabtu, 03 November 2012

PAI Dalam Perkembangan AUD


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PERRKEMBANGAN ANAK USIA DINI



Dosen Pembimbing:
Ahmad Fauzi, M. Pd
Penyusun:
Faizah Alif   D91211149



FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011-2012




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga tersusunlah sebuah makalah ini meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai orang yang pertama dan utama sebagai mufassir, sehingga dapat menjadi acuan dalam mendukung penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan rasa kesadaran akan perlunya persatuan dan kesatuan dalam memacu ilmu yang bermanfaat, kami selalu bersedia menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan penulisan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga tidak terlupakan kepada para pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, baik dari sahabat maupun teman-teman seangkatan. Dengan ini, kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik bagi diri penyusun sendiri maupun bagi teman-teman semuanya, amin. Dan dengan segala bantuan serta sumbangan pikiran dari berbagai pihak, kami sampaikan rasa terima kasih, semoga Allah SWT. selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Robbal ‘Alamin.


Surabaya, Januari 2012



                                               Penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..........................................................................................   i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB  I     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................  1
B.     Tujuan Pembahasan...........................................................................  1
BAB  II   PEMBAHASAN
A.    Pendidikan Agama Islam..................................................................  2
1.      Pengertian Pendidikan Agama Islam..........................................   2
2.      Tujuan Pendidikan Agama Islam................................................  4
3.      Asas-Asas Pendidikan Agama Islam..........................................  6
B.     Pendidikan Anak Usia Dini..............................................................  6 
1.   Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini.................................   6
2.   Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini.....................................    7
C.     Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Anak Usia Dini.....    8
1.      Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Anak Usia Dini   8
2.      Perilaku Pencerminan Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Anak Usia Dini    9
BAB  III  PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................   11
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam sangat erat sekali kaitannya dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan anak didik terhadap Allah SWT. dan mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlakul karimah. Adapun tujuan utamanya adalah pembentukan akhlak yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras, bercita-cita benar, dan berakhlak mulia. Faktor kemuliaan akhlak dalam pendidikan Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-manusia yang mampu menata kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat.
Kehidupan manusia melalui beberapa tahap perkembangan, diantaranya adalah masa anak usia dini. Telah diakui oleh banyak ahli, masa anak usia dini merupakan golden age bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan yang optimal. Disitulah peran Pendidikan Agama Islam muncul, yakni menciptakan generasi-generasi muslim yang hebat dan bermanfaat bagi umat. Dalam arti, generasi yang tidak hanya cerdas intelektual tapi juga cerdas dari sisi sosial, emosi, dan spiritual. Peran tersebut dapat berhasil, jika dari usia dini telah ditanamkan nilai-nilai pendidikan Islami pada diri anak.   

B.  Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan asas Pendidikan Agama Islam,
2.    Untuk mengetahui permasalahan dan pentingnya Pendidikan Anak Usia   Dini, dan
3.    Untuk memahami peran Pendidikan Agama Islam dalam perkembangan Anak Usia Dini.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pendidikan Agama Islam
1.        Pengertian Pendidikan Agama Islam
        Kata Islam dalam Pendidikan Agama Islam menunjukkan pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna dan benuansa Islam, dalam arti pendidikan yang berdasarkan agama Islam. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu kita membahas mengenai arti dari pendidikan itu sendiri.
      Para ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian  pendidikan. Adapun pengertian pendidikan secara umum adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya menuju suatu kehidupan yang bermakna. Dalam definisi tersebut, terkesan bahwa aspek pembinaan pendidikan itu luas sekali meliputi pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.[1] Pendidikan dalam pengertian yang lain adalah usaha sadar dan terencana untuk proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.[2]
     Kesimpulan yang dapat kami ambil dari beberapa pengertian di atas adalah pendidikan merupakan usaha atau aktifitas pembelajaran manusia untuk mengembangkan aspek kepribadian mereka dan sebagai bentuk kesiapan, baik berupa potensi, moral, dan intelektual dari diri mereka sendiri serta dapat berguna bagi masyarakat.  
        Kesimpulan tersebut dikuatkan oleh pengertian pendidikan yang telah disampaikan oleh Drs. Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju kepribadian yang utama.[3]
         Beberapa pengertian di atas, dalam susunan kalimatnya mungkin memang berbeda-beda, tapi dalam esensi dan substansinya masih tetap sama. Sedangkan dalam pengertian Pendidikan Agama Islam sendiri, merupakan suatu sistem pendidikan yang berlabelkan agama, maka dari itu pendidikan Islam memiliki tujuan spiritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya. Dalam pengertiannya, juga memiliki beberapa definisi pokok. Berikut beberapa pengertian dari Pendidikan Agama Islam menurut beberapa ahli, diantaranya:
1.      Menurut Zakiah Daradjat
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu, ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
2.      Menurut Drs. Ahmad D. Marimba
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam, yang mengacu kepada pembentukan kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih, dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[4]
       Sejalan dengan berbagai definisi atau pengertian di atas, maka dapat kami ambil pengertian bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sarana pendidikan dan pengajaran individu agar menjadi manusia yang mendapatkan derajat tinggi menurut ukuran Allah yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, serta memiliki kepribadian luhur sebagai generasi penerus bangsa yang memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
           DR. Muhammad A. Ibrahimy, sang pakar pendidikan mengungkapkan pengertian Pendidikan Agama Islam yang berjangkauan luas, yakni sebagai berikut:
       “Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the Islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenets of Islam. And thus peace and prosperity may prevail in his own life as well as in the whole world. These Islamic scheme of education is, of necessity an all embracing system, for Islam enchomphasses the entire gamut of Moslem’s life. It can justly be said that all branches of learning which are not Islamic are included in the Islamic education. The scope of Islamic education has been changing at different times. In view of the demands of the age and the development of science and technology, it’s scope has also widened.[5]
        Rumusan tersebut menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai cakupan yang sama luasnya dengan pendidikan umum bahkan melebihinya. Dengan demikian, maka apa yang kita kenal dengan Pendidikan Agama Islam di negri kita merupakan bagian dari pendidikan Islam.
2.        Tujuan Pendidikan Agama Islam
          Hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam sedunia pada tahun 1980 di Islamabad menunjukkan makin kompleksnya tugas Ilmu Pendidikan Agama Islam, karena harus diarahkan kepada tujuan yang komprehensif paripurna, yakni sebagai berikut:
       “Education aims at the balanced growth of total personality of man trough the training of man’s spirit intellect, the rasional self, feeling, and bodily sense. Education should therefore, cater for the growth of man in all these aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually, and collectivelly, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfecion. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.[6]  
       Terkait dengan rumusan tersebut menunjukkan bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang luas, yakni membina dan mengembangkan pendidikan agama, titik beratnya terletak pada internalisasi nilai Iman, Islam, dan Ihsan dalam pribadi manusia muslim yang berilmu pengetahuan luas.
         Secara umum, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.[7]
         Berbicara tentang manusia muslim, tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membentuk manusia muslim yang sempurna dalam perincian sebagai berikut:
1.      Muslim yang jasmaninya sehat serta kuat,
2.      Akalnya cerdas serta pandai,
3.      Hatinya takwa kepada Allah,
4.      Mampu menyelesaikan masalah secara cepat, tepat, ilmiah, dan filosofis, serta
5.      Memiliki dan mengembangkan sains, teknologi, dan filsafat.[8]
       Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa uraian mengenai tujuan tersebut adalah Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk mendapatkan nilai rohaniah Islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat, serta mewujudkan kehidupan sejahtera dan bermanfaat di dunia.
      Hal ini diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Prof. H. Muzayyin Arifin, M. Ed. bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam itu meliputi nilai-nilai dasar ilmu agama Islam yang diajarkan pada anak didik itu dapat diamalkan berdasarkan syari’at Islam secara benar pada kehidupan berbangsa dan bernegara.[9]
3.        Asas-asas Pendidikan Agama Islam
     Berkenaan dengan asas-asas Pendidikan Agama Islam, disini dapat dibagi menjadi 6 asas, yaitu:
1.      Asas-asas historis,
2.      Asas-asas sosial,
3.      Asas-asas ekonomi,
4.      Asas-asas politik dan administrasi,
5.      Asas-asas psikologis, dan
6.      Asas-asas filsafsat.[10]

            B.  Pendidikan Anak Usia Dini
1.      Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini
         Memasuki abad XXI dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai akibat dari multikrisis yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997, dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan.
     Adapun dampak permasalahan yang muncul akibat tantangan tersebut adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan tersebut disebabkan rendahnya mutu sumber daya manusianya. 
       Upaya yang diperlukan untuk menghadapi tantangan itu adalah melalui pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat, dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani.[12]
2.      Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
       Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara wajib mengikuti jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Dalam mengawali proses masuk ke lembaga pendidikan sering kali warga Indonesia mengabaikan pendidikan usia dini, padahal untuk membiasakan diri dan mengembangkan pola pikir anak, pendidikan sejak usia dini mutlak diperlukan.[13]
      Seiring berjalannya waktu,  saat ini para orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini dengan tujuan dan harapan agar cepat menjadi pandai.
     Sementara itu, pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia Internasional. Dalam Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal telah menghasilkan 6 kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan dan salah satu butirnya adalah memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini, terutama bagi anak-anak yang sangat rawan dan kurang beruntung, Indonesia sebagai salah satu anggota forum tersebut terikat untuk melaksanakan komitmen ini.[14] 

            C.  Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Anak Usia Dini
1.      Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan Anak Usia Dini
         Menurut Ernest Harms, penerapan Pendidikan Agama Islam dalam perkembangan Anak Usia Dini dapat dilaksanakan melalui beberapa fase atau tingkatan, yaitu:
a.       The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)
       Tingkatan ini dimulai pada anak yang berusia 3-6 tahun. Pada tingkatan ini, konsep agama mengenai Tuhan misalnya, lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, sehingga ia dapat menggapai agama tetapi masih menggunakan konsep fantastik yang diliputi oleh dongeng-dongeng.
b.      The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
       Tingkatan ini dimulai sejak anak masuk Sekolah Dasar hingga ke usia adolensen. Pada masa ini, ide Ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan realitas atau kenyataan. Konsep ini timbul dari lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. Pada masa ini, ide keagamaan anak dapat didasarkan atas dorongan emosional hingga mereka dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu, maka pada masa ini mereka tertarik dan senang pada lembaga yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa dalam lingkungan mereka. Segala bentuk tindakan keagamaan mereka ikuti dan pelajari dengan minat.
c.       The Individual Stage (Tingkat Individu)
       Pada tingkat ini, anak mempunyai kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka, konsep keagamaan yang individualis ini terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:[15]
1)  Konsep Ketuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar. 
2)      Konsep Ketuhanan yang lebih murni dan dinyatakan dalam pandangan yang bersifat personal.
3)   Konsep Ketuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri mereka dalam menghayati ajaran agama.[16]
         Jadi, perubahan setiap tingkatan ini dipengaruhi oleh faktor intern, yaitu perkembangan usia dan faktor ekstern berupa pengaruh luar yang dialaminya. Dapat disimpulkan pula, bahwa penerapan Pendidikan Agama Islam dalam usia 3-6 tahun dapat dilakukan dengan cara memberikan dongeng-dongeng keagamaan, pada usia adolensen dengan cara mendirikan lembaga-lembaga bimbingan belajar agama dan di usia menuju dewasa, anak dapat menghayati agama dengan sendirinya berdasarkan ajaran-ajaran agama yang telah diterimanya.
2.      Perilaku Pencerminan Pendidikan Agama Islam dalam Perkembangan
Anak Usia Dini
        Religiositas anak adalah hasil dari suatu proses perkembangan yang berkesinambungan dari lahir sampai menjelang remaja. Dalam proses tersebut, berbagai faktor intern dan ekstern ikut berperan, diantaranya:
a.    Peran Kognisi dalam Perkembangan Religiositas Anak
       Konsep tentang nilai-nilai keagamaan yang digunakan sebagai dasar pembentukan religiositas masuk ke dalam diri anak melalui kemampuan kognisi. Pengetahuan dan pengalaman yang masuk pada diri individu anak akan terserap sesuai dengan tingkat kemampuan kognisinya, demikian juga dengan kemampuan keagamaannya.
    Menurut Piaget, perkembangan kognisi pada usia anak mengalami empat dari lima fase perkembangan berikut ini, yaitu:
1)      Period of Sensorimotor Adaption pada usia kurang dari 2 tahun,  
2)      Development of Simbiolic and Preconceptual Thought 2-4 tahun,
3)      Period of Intuitive Thought 4-7 tahun,
4)      Period of Formal Operation 7-12 tahun, dan
5)      Period of Concreate Operation 12- thought adulescence.
b.    Peran Hubungan Orang Tua dengan Anak dalam Perkembangan Religiositas Anak
        Hubungan orang tua dan anak memiliki peran yang sangat besar dalam proses peralihan nilai agama yang akan menjadi dasar-dasar nilai dari religiositas anak.
c.    Peran Conscience, Guilt, dan Shame dalam Perkembangan Religiositas Anak
       Conscience, Guilt, dan Shame adalah tiga keadaan kejiwaan yang berkembang secara berurutan. Conscience adalah kemampuan yang muncul dari jiwa yang terdalam untuk mengerti tentang benar dan salah. Guilt adalah perasaan bersalah yang muncul bila ia berperilaku yang tidak sesuai dengan kata hatinya. Shame adalah reaksi emosi yang tidak menyenangkan terhadap perkiraan penilaian dari orang lain pada dirinya.
d.   Peran Interaksi Sosial dalam Perkembangan Religiositas Anak
        Interaksi sosial adalah kesempatan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan di luar rumah, peran ini merupakan aspek penting dalam perkembangan religiositas anak.[17]





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan dirinya menuju suatu kehidupan yang bermakna. Jadi, pengertian Pendidikan Agama Islam adalah sarana pendidikan dan pengajaran individu agar menjadi manusia yang mendapatkan derajat tinggi menurut ukuran Allah yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, serta memiliki kepribadian luhur sebagai generasi penerus bangsa yang memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Sedangkan, tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah untuk mendapatkan nilai rohaniah Islami dan berorientasi kepada kebahagiaan hidup di akhirat, serta mewujudkan kehidupan sejahtera dan bermanfaat di dunia. Berkenaan dengan asas Pendidikan Agama Islam dalam perkembangan Anak Usia Dini, tentu hal itu didasarkan pada asas psikologi yang meliputi sebagian ilmu tingkah laku, biologi, dan komunikasi yang sesuai untuk memahami proses pembelajaran, kematangan, kemampuan, dan kecerdasan.
Pada perkembangan anak usia dini, pendidikan merupakan aset terpenting yang bertujuan untuk membiasakan dan mengembangkan pola pikir pada anak. Namun, dalam menjalankan peranannya, pendidikan mengalami permasalahan, yaitu adanya tuntutan untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai, tuntutan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan tuntutan untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan. Adapun dampak permasalahan yang muncul akibat tantangan tersebut adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan tersebut disebabkan rendahnya mutu sumber daya manusianya. Oleh karena itu, upaya yang diperlukan adalah melalui pendidikan sejak dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pendidikan yang berusaha mengembangkan pola pikir anak usia dini. Adapun implementasi Pendidikan Agama Islam dalam perkembangan anak usia dini dapat dilakukan dengan cara memberikan dongeng-dongeng keagamaan pada usia 3-6 tahun, mendirikan lembaga-lembaga bimbingan belajar agama untuk usia adolensen anak, dan di usia menuju dewasa, anak akan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama dengan sendirinya berdasarkan ajaran-ajaran agama yang telah diterimanya. Dalam menjalankan peranannya untuk mendidik perkembangan anak usia dini, Pendidikan Agama Islam didukung pula oleh kemampuan anak, peran orang tua, dan interaksi sosial atau peran masyarakat. Dari sini, kita dapat mengetahui pengaruh positif Pendidikan Agama Islam dalam masa emas perkembangan anak usia dini, sehingga diharapkan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berintelektual luas dan berakhlak mulia.




DAFTAR PUSTAKA

Tafsir, Ahmad. 1996. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zuhairini, dkk. 1992. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhaimin, dkk. 2002. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2007. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Langgulung, Hasan. 2003. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru.
Anwar dan Ahmad, Arsyad. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Jalaluddin. 2007. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Starawaji. “Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Berbagai Pakar”, dari http://Starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/, diakses 3 Januari 2012.
Hidayat, Syamsul. “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini”, dari http://www.ikip=jember/index.php?option=jember/index.php?option=com_content&view= article&id=46&Itemid=28,  diakses 4 Januari 2012.
Nasihuddin, Rofiq. “Implikasi Pendidikan Agama dalam Perkembangan Rasa Agama Pada Usia Anak dan Remaja”, dari
http://rofiqnasihudin.blogspot.com/2010/10/implikasi-pendidikan-agama-dalam_3283.html, diakses 4 Januari 2012.







[1]Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h. 6.
[2]Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 151-152.
[3]Ahmad Tafsir..... Ibid., h. 24.
[4]Starawaji, “Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Berbagai Pakar”, artikel diakses pada 3  Januari 2012 dari http://Starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut-berbagai-pakar/
[5]Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 5.
[6]Ibid., h. 6.
[7]Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 78.
[8]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 50-51.
[9]Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 6.
[10]Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003), h.  4-5.
[11]Anwar dan Arsyad Ahmad, Pendidikan Anak Usia Dini (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 3.
[12]Ibid., h. 4.
[13]Syamsul Hidayat, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini”, artikel diakses pada 4 Januari 2012 darihttp://www.ikip-jember.org/ikip-jember/index.php?option=com_content&view= article&id=46&Itemid=28
[14]Anwar dan Arsyad Ahmad..... Ibid., h. 6-7.
[15]Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 67.
[16]Ibid., h. 68.
[17]Rofiq Nasihudin, “Implikasi Pendidikan Agama dalam Perkembangan Rasa Agama pada Usia Anak dan Remaja”, artikel diakses pada 4 Januari 2012 dari http://rofiqnasihudin.blogspot.com /2010/10/implikasi-pendidikan-agama-dalam_3283.html

Tidak ada komentar: