Sabtu, 03 November 2012

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN



HAMBATAN DALAM PERKEMBANGAN SESEORANG



Dosen Pembimbing :
Drs. H. Syaifuddin, M. Pd. I
Disusun Oleh :
                                                   Faizah Alif              D91211149



FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011-2012





KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan taufiq, rahmat, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga tersusunlah sebuah makalah ini meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai orang yang pertama dan utama sebagai mufassir, sehingga dapat menjadi acuan dalam mendukung penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan rasa kesadaran akan perlunya persatuan dan kesatuan dalam memacu ilmu yang bermanfaat, kami selalu bersedia menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan penulisan makalah ini.
Ucapan terima kasih juga tidak terlupakan kepada para pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, baik dari sahabat maupun teman-teman seangkatan. Dengan ini, kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala keikhlasannya sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan baik bagi diri penyusun sendiri maupun bagi teman-teman semuanya, amin. Dan dengan segala bantuan serta sumbangan pikiran dari berbagai pihak, kami sampaikan rasa terima kasih, semoga Allah SWT. selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Robbal ‘Alamin.


Surabaya, Maret 2012


                                               Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.....................................................................................   i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB  I     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang............................................................................... 1
B.  Tujuan Pembahasan.......................................................................  1
BAB  II   PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia....................................   3
1.     Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.........................    3
2.     Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan.................    5
B.  Hambatan Perkembangan Manusia................................................  8
1.   Jenis-Jenis Hambatan Perkembangan Manusia......................   8
2.   Faktor-Faktor Pemicu Hambatan Perkembangan Manusia....   9
C.  Solusi untuk Mengatasi Hambatan Perkembangan Manusia.........   11
BAB  III  PENUTUP
A.  Kesimpulan....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Masalah pertumbuhan dan perkembangan manusia telah mendapat banyak perhatian. Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui hambatan perkembangan manusia sudah mulai dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan manusia. Dikarenakan deteksi dini kelainan perkembangan manusia sangat berguna, diagnosis maupun pemulihannya pun dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang manusia dapat berlangsung seoptimal mungkin. Sayangnya, banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan dapat normal secara sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya, bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat yang permanen, yang tidak seharusnya dapat dihindari.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada pekembangan manusia, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang manusia sehari-hari, yang dapat memberi petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosis dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.

B.       Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan manusia,
2.      Untuk mengetahui hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan,
3.      Untuk mengetahui hambatan perkembangan manusia,
4.      Umtuk mengetahui jenis-jenis hambatan perkembangan manusia,
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor pemicu hambatan perkembangan manusia, dan
6.      Untuk memahami solusi mengatasi hambatan perkembangan manusia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
1.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
     Kehidupan manusia, terdapat dua proses yang beroperasi secara terus-menerus, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk yang pilah berdiri sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunannya.[1]
     Pertumbuhan adalah perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah/fisik dan menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/individu.[2] Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang tersebut dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
       Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan manusia, seperti panjang,berat, dan kekuatannya. Begitupula pertumbuhan akan mencakup perubahanyang makin sempurna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya.[3]
         Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa uraian di atas adalah pertumbuhan dalam makalah ini diarikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik, dimulai dari pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan sampai fungsi-fungsi biologis. 
            Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses kematangan menyangkut adanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
        Perkembangan di sini diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh individu atau oganisme menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
       Secara umum, konsep perkembangan dikemukakan oleh Warner (1957) sebagai berikut: “Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak, bahwa dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.[4]
           Mengenai pembahasan perkembangan ini, terdapat dua macam faktor pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan, yakni:
a.    Ortogenetic, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
b.  Filogenetic, yakni perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini. perkembangan perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini juga terjadi sejak permulaan adanya manusia. Jadi perkembangan ortogenetik mengarah ke suatu tujuan khusus sejlan dengan perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaan manusia.[5]
       Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pegertian perkembangan adalah suatu proses perubahan dan pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan dan istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak. Selain itu, juga sebagai proses menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi.
2.    Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Bagi setiap makhluk hidup, sejak kelahirannya dan dalam menjalani kehidupan seterusnya terdapat dasar-dasar dan pola-pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenisnya. Di samping itu, terdapat pula pola-pola yang berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Berdasar persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan inilah diperoleh kecenderungan-kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
a.    Hukum Cephalocoudal
        Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin.
b.    Hukum Proximodistal
        Hukum Proximodistal adalah hukum yag berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota gerak seperti tangan dan kaki.
c.    Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
        Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. 
d.   Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan  Perkembangan
        Semua aspek perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
e.    Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan.
        Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan yang terjadi, atau suatu masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan-perbedaan individu. Semakin lambat masa-masa perkembangan dibandingkan dengan norma-norma umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan dalam perkembangan.
Adanya hubungan-hubungan antara satu aspek dengan aspek lain yang saling mempengaruhi, menunjukkan bilamana satu aspek mengalami kelambatan, maka pada aspek-aspek lain juga akan terjadi hal yang sama, sebaliknya kalau tidak maka ada faktor-faktor khusus yang mempengaruhi pengaruh itu. 
Dalam praktek, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.    Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya terganggu.
b.    Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.[6]
Cepat lambatnya suatu masa perkembangan dilalui dan seluruh perkembangan dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik dan ontogenetik, juga menunjukkan perbedaan secara perorangan, meskipun tingkat perbedaannya tidak terlalu besar. Cepat atau lambatnya suatu masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya, bilamana tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan secara hebat, misalnya pengalaman kecelakaan dan terjadinya trauma-trauma fisik sehingga proses perkembangan menjadi lambat dan terhambat.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa setiap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik untuk mengubah, mempercepat, atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.

B.       Hambatan Perkembangan Manusia
1.    Jenis-Jenis Hambatan Perkembangan Manusia
a.    Hambatan emosional (emotional problems)
1)   Hambatan emosional: suatu hambatan perilaku yang disebabkan oleh kondisi emosi yang tidak menyenangkan, karena emosi anak tidak berkembanng secara adekuat sesuai usia kronologisnya. Dengan kata lain semua bentuk manifes perilaku anak, yang disebabkan oleh adanya masalah pada emosinya.
2)   Gejala hambatan emosional: gagap, encopresis (kebiasaan BAB di celana), enuresis (mengompol), mengisap jari, masalah prestasi belajar (under achievement), phobia, agresivitas, social isolation.
b.    Hambatan intelektual (Intelectual problems)
1)   Hambatan intelektual: Suatu hambatan perilaku yang disebabkan oleh adanya gangguan pada potensi intelektual-nya, sehingga anak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2)   Kelompok gangguan intelektual
a)    Memiliki IQ < 70 (skala wechsler / binet) : debil, embisil, idiot (mentally retarded, down syndrome)
b)   Border line (slow learner / lamban belajar) : anak anak yang mengalami masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa tulis. Bila seseorang anak bermasalah dengan bahasa, maka ia juga akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep, sulit mencerna informasi, dan sulit mencerna informasi, dan sulit mengutarakan pemikiran – pemikirannya.
(1)     Faktor penyebab borderline :
(a) Faktor biologis: seperti kerusakan otak atau organ organ lainnya.
(b) Faktor genetic: baik dari pihak ibu dan ayah
(c) Faktor lingkungan: seperti kurang gizi, salah asuh dan atau salah didik
(2)   Gejala borderline: nilai dari sebagian besar atau bahkan seluruh mata pelajaran rendah, sering tidak naik kelas bila bersekolah di sekolah umum, sulit menangkap pelajaran, mudah putus asa dan tidak mau berusaha, emosi labil dan impulsive, kadang hiperaktif dan sulit konsentrasi (attention defisit hyperactivity disorder / ADHD)
c.    Hambatan sosial (social problems)
d.   Hambatan perilaku (behavior problems)[7]
2.    Faktor-Faktor Pemicu Hambatan Perkembangan Manusia
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan manusia, yaitu:
a.    Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetk, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.[8]
b.    Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
Faktor Lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
1)    Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal). Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah:
a)      Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan sebagainya.
b)      Toksin / zat kimia
Obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, dll.
c)      Stres
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan, dan lain-lain.
2)      Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal). Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa trasisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi tu sendiri. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peran ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai “para genetik faktor” yaitu pengaruuh biologisnya terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu pemberian ASI / menyusui adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai “plasenta eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak terputus begitu dia dilahirkan ke dunia. Demikian pula dengan memberikan ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak.[9]

C.      Solusi untuk Mengatasi Hambatan Perkembangan Manusia
Untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak dan solusi mengatasi hambatan perkembangan, seharusnya dimulai sebelum anak lahir ke dunia, diantaranya :
1.  Dimana pasangan yang akan menikah sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter, apakah diantara mereka terdapat penyakit-penyakit keturunan yang bisa diturunkan pada anaknya kelak.
2.   Dianjurkan pada wanita agar tidak hamil sebelum usia 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, untuk mengurangi resiko ibu maupun bayinya.
3.      Memperhatikan gizi wanita pada waktu sebelum hamil juga berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi, misalnya wanita yang malnutrisi atau tinggi badan kurang dari 145 cm sering melahirkan bayi KMK (kecil untuk masa kehamilan).
4.    Penyakit kronis yang diderita wanita sebelum hamil, misalnya sakit jantung, asma dan sakit ginjal. Juga perilaku ibu yang bisa mengganggu kehamilan, seperti perokok berat, mabuk, juga harus dihindari.
5.    Usahakan dalam proses kehamilan, seorang wanita dijauhkan dari stres karena keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.[10]




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pertumbuhan merupakan proses perubahan dan pematangan fisik, dimulai dari pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan sampai fungsi-fungsi biologis. Sedangkan perkembangan adalah suatu proses perubahan dan pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Selain itu, juga sebagai proses menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi.
Hambatan perkembangan manusia digolongkan menjadi empat jenis, diantaranya yakni hambatan emosional (emotional problems), hambatan intelektual (intelectual problems), hambatan sosial (social problems), hambatan perilaku (behavior problems). Selain itu faktor yang berpengaruh adalah faktor genetik dan lingkungan, dimana keduanya sangat berkaitan untuk tumbuh kembang manusia.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pertumbuhan tersebut diantaranya:
a.     Pasangan yang akan menikah sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter, apakah diantara mereka terdapat penyakit-penyakit keturunan yang bisa diturunkan pada anaknya kelak,
b.    Tidak hamil sebelum usia 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, untuk mengurangi resiko ibu maupun bayinya,
c.     Memperhatikan gizi wanita pada waktu hamil dan sebelum hamil,
d.    Penyakit kronis yang diderita wanita sebelum hamil, misalnya sakit jantung, asma dan sakit ginjal. Juga perilaku ibu yang bisa mengganggu kehamilan, seperti perokok berat, mabuk, juga harus dihindari.
e.     Seorang wanita dijauhkan dari stres karena keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya. Suatu kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.




DAFTAR PUSTAKA

Kukuh, Ananda. “Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja”. Artikel di akses pada tanggal 24 Maret 2012 dari http://anandakukuh.wordpress.com/2011/03/13/pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja/
Putra, Septiansyah Rizky Yuwana. “Jenis-Jenis Hambatan Perkembangan”, di akses pada tanggal 23 Maret 2012 dari http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/jenis-hambatan-perkembangan
Rosy. “Definisi Pertumbuhan, Perkembangan, Kematangan, dan Penuaan”. Artikel di akses pada tanggal 23 Maret 2012 dari http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/22/definisi-pertumbuhan-perkembangan-kematangan-dan-penuaan/
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sunarto, Agung Hartono. 1999. Perkembangan Peserta DidikJakarta: PT Rineka Cipta.






[1]Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), h34-35.
[2]Rosy, “Definisi Pertumbuhan, Perkembangan, Kematangan, dan Penuaan”, artikel di akses pada tanggal 23 Maret 2012 dari http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/22/definisi-pertumbuhan-perkembangan-kematangan-dan-penuaan/
[3]Sunarto dan Agung Hartono..., Ibid., h. 35.
[4]Ibid., h. 37.
[5]Ananda Kukuh, “Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja”, diakses pada tanggal 24 Maret 2012 dari 
http://anandakukuh.wordpress.com/2011/03/13/pertumbuhan-dan-perkembangan-remaja/
[6]Sunarto dan Agung Hartono..., Ibid., h. 50-51.
[7]Septiansyah Rizky Yuwana Putra, “Jenis-Jenis Hambatan Perkembangan”, di akses pada tanggal 23 Maret 2012 dalam http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/jenis-hambatan-perkembangan
[8]Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995), h. 2
[9]Ibid., h. 2-5
[10]Ibid., h. 127-132

Tidak ada komentar: